Suatu penelitian di Texas telah memperoleh skor IQ para ibu dari anak-anak yang dilepas untuk diadopsi oleh oranglain. Walaupun IQ para ibu kandung ini lebih rendah daripada IQ ibu adopsi anak-anak tersebut namun ternyata anak-anak adopsi itu sendiri memiliki IQ yang setinggi ibu adopsi mereka. Kenyataan ini menunjukkan bahwa para orangtua adopsi tersebut telah “menularkan” IQ yang tinggi pada anak-anak yang mereka asuh sekalipun mereka tidak mempunyai hubungan genetik. Scarr dan Weinberg (1976, 1977; dalam Rathus, 1986) dalam penelitiannyadi Minnessota menemukan bahwa anak kulit hitam yang di adopsi sebelum usia satu tahun oleh orang tua kulit putih kelas menegnah-atas ternyata memiliki skor IQ setinggi 15 sampai 25 angka di atas skor IQ anak-anak kulit hitam yang diasuh oleh orangtuanya mereka sendiri.
Para ahli psikologi di Amerika pada umumnya cenderung untuk lebih mementingkn peranan faktor lingkungan (lihat antara lain Kamin, 1981) dikarenakan budaya Amerika yang sangat mengagungkan persamaan hak individual, termasuk persamaan hak untuk tumbuh dan berkembang yang hanya mungkin terjadi bila faktor keturunan tidak memberikan batasanya.
Di kutip dari Azwar, Saifuddin. Penghantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.